Sabtu, 11 Agustus 2012

Today's tragedy is Tomorrow's comedy

Today's tragedy is Tomorrow's comedy.

I got that line from something (or someone?) that I can't clearly remember. But I think, yeah, that's right.
Contohnya ni ya, sekarang waktu kumpul-kumpul sama teman lama, yg dijadiin bahan guyonan pasti kan kekepoan jaman muda dulu. Yang 1 kelas dihukum guru gara-gara bolos lah, yang 'kepek' pacaran diem-diem trs dimarahin ortu lah, yang nangis gara-gara 'diputusin' pasien lah (khas mahasiswa FKG bangeeet...), gt deh.
At that time, we must thought that as a tragedy, as the darkest session of our life. but now, as long as we could remember that, we laugh.
So that's it.

The Abs that I've mentioned before, is my senior in highschool. We're not very close, cuman sebatas kalo ketemu nyapa. Gitu aja. Ternyata, jaman kuliah kampus kita sebelahan. Sempet si beberapa kali papasan, 1. senyum, 2. say Hi, that's all. Ketemu terakhir sekitar awal tahun lalu di perpustakaan, waktu saya lagi ngurus pengembalian kartu perpus (berhubung baru lulus, gt. Cieee....). Basa-basi ngobrol, eh dia bilang (dengan bangganya.. agak2 somsek si) dia nglanjutin sekolah di RS seberang.

Then I graduated dan nglanjutin sekolah, dan ketemu temen yg prihatin dengan nasib saya yang jomblo. Temen saya pun berniat baik ngenalin saya sama temennya temen dia (uh ah uh ah, ribet amat). Tuker-tukeran no hape. Ga lama, sms masuk. "Hai salam kenal." Dan dari sms pertama dia, langsung mata saya melotot karena : iyak benar, dunia sudah terlalu sempit. Dialah Mr. Abs...

Dia baru mengajak saya keluar sekitar 3 bulan kemudian. Yeah, he's good looking, funny, hard working. And I fell. For him. And it becomes tragedy.